Skip to main content

Cara Ganti HDD ke SSD Tanpa Instal Ulang

Cara Ganti HDD ke SSD Tanpa Instal Ulang

Tekno Jempol akan membahas cara ganti HDD ke SSD tanpa instal ulang sistem operasi. Apakah kalian merasa komputer semakin lambat saat menjalankan aplikasi atau membuka file? Jangan khawatir! Salah satu solusinya adalah dengan mengganti perangkat Hard Disk Drive (HDD) kalian dengan Solid State Drive (SSD) yang lebih cepat dan efisien.

HDD tradisional menggunakan komponen mekanis yang berputar ketika membaca dan menulis data. Sementara itu, SSD menggunakan teknologi flash memory yang tidak memiliki bagian yang bergerak.

Kenapa harus mengganti dari HDD ke SSD? Sebab SSD dapat memberikan akses data yang lebih cepat, waktu booting yang lebih singkat, dan kinerja aplikasi yang lebih responsif. Itu sebabnya, kini banyak pengguna yang beralih ke SSD untuk meningkatkan kinerja laptop atau komputer desktop mereka.

Tentu saja, mengganti HDD ke SSD terdengar seperti tugas yang rumit dan membutuhkan instal ulang sistem operasi yang merepotkan. Namun dengan langkah-langkah yang tepat, kalian dapat melakukan upgrade ke SSD tanpa harus menginstal ulang sistem operasi dan tanpa kehilangan data yang ada.

Apakah bisa upgrade HDD ke SSD? Bisa banget! Kali ini, Tekno Jempol akan memberikan panduan langkah-langkah mengganti HDD ke SSD dengan mudah. Tekno Jempol akan menjelaskan persiapan yang diperlukan sebelum melakukan penggantian, langkah-langkah detail dalam proses penggantian, dan tips untuk melakukan update serta pengaturan lanjutan setelah penggantian selesai.

Daftar isi

Persiapan Cara Ganti HDD ke SSD Tanpa Instal Ulang

Sebelum melangkah ke proses cara ganti HDD ke SSD tanpa instal ulang, ada beberapa persiapan yang perlu kalian lakukan untuk memastikan segalanya berjalan lancar. Pada bagian ini, Tekno Jempol akan menjelaskan dengan detail langkah-langkah persiapan yang harus kalian lakukan sebelum melakukan penggantian.

Daftar Peralatan yang Diperlukan

Pertama-tama, pastikan kalian memiliki semua peralatan yang diperlukan untuk mengganti hard disk ke SSD. Beberapa peralatan yang biasanya dibutuhkan antara lain: obeng, bracket adapter (jika diperlukan), HDD caddy, USB-to-SATA converter (jika kalian akan menggunakan SSD SATA) dan atau USB to M.2 NVMe (jika akan menggunakan SSD M.2 NVMe).

Semua peralatan tersebut harus sesuai dan cocok saat pemasangan SSD pada laptop atau komputer desktop yang kalian gunakan.

Memastikan Kompatibilitas SSD

Pastikan unit SSD yang akan kalian gunakan kompatibel dengan laptop atau PC desktop. Oleh karena itu, periksa spesifikasi laptop terbaik atau komputer kalian dan pastikan sudah memiliki konektor yang sesuai untuk SSD, seperti port SATA atau slot M.2.

Selain itu, pastikan juga kapasitas penyimpanan SSD sudah cukup untuk menampung semua data kalian. Selengkapnya, bisa kalian cek pada artikel cara memilih SSD untuk laptop.

Apakah ganti HDD ke SSD harus instal ulang? Enggak harus kok! Saat ini sudah ada solusi berupa cara cloning HDD ke SSD. Bisa juga kalian sebut dengan cara migrasi OS ke SSD. Solusi ini bisa memudahkan kalian untuk upgrade ke SSD tanpa harus pusing instal ulang atau melakukan berbagai pengaturan.

Menyediakan aplikasi cloning HDD

Cara clone HDD ke SSD adalah cara paling efisien untuk memindahkan semua data dalam hard disk termasuk sistem operasi dan program aplikasi tanpa harus menginstal ulang dari awal. Untuk itu, kalian perlu menginstall software clone. Beberapa contohnya seperti EaseUS Todo Backup, Acronis Cyber Protect, Macrium Reflect, Paragon Hard Disk Manager, AOMEI Backupper, dan lainnya.

Backup Data Penting

Sebelum melakukan penggantian, sebaiknya kalian melakukan backup data-data penting. Ini adalah langkah penting guna menghindari kehilangan data yang tidak terduga. Kalian dapat menggunakan media penyimpanan eksternal, seperti hard disk eksternal atau layanan cloud storage untuk menyimpan salinan data tersebut.

Oh ya, pastikan data yang akan kalian kloning benar-benar bersih. Tidak ada file sampah atau bahkan file yang berbahaya seperti virus dan malware. Hal ini bertujuan agar proses kloning bisa berjalan lancar dan hasil penggantian ke SSD bisa lebih optimal.

Dengan melakukan persiapan di atas, kalian akan siap untuk melangkah ke langkah berikutnya dalam proses penggantian HDD ke SSD. Mengingat pentingnya backup data, pastikan kalian melakukan langkah tersebut dengan hati-hati sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.

Selanjutnya, Tekno Jempol akan menjelaskan langkah-langkah detail yang perlu kalian ikuti untuk melakukan ganti hardisk ke SSD tanpa install ulang sistem operasi.

Cara Ganti HDD ke SSD Tanpa Instal Ulang

Pada bagian ini, Tekno Jempol akan memberikan panduan langkah demi langkah untuk mengganti HDD ke SSD tanpa harus melakukan instal ulang sistem operasi. Salah satu metodenya yaitu melakukan cara cloning HDD ke SSD. Ikuti cara dan langkah-langkahnya dengan cermat seperti berikut ini.

Menyiapkan unit SSD baru

Menyiapkan unit SSD baru
Menyiapkan unit SSD baru

Sekarang saatnya memulai prosesnya

  1. Pasang SSD di PC desktop atau laptop yang kalian gunakan. Untuk laptop yang tidak punya slot tambahan, kalian bisa pakai adaptor USB to SATA converter (untuk jenis SSD SATA 2.5") atau USB to M.2 NVMe (khusus SSD M.2 NVMe). Proses pemasangan SSD ini harus benar dan tepat.
  2. Nyalakan laptop atau PC dekstop tersebut
  3. Buka aplikasi Disk Management. Caranya, tekan tombol Windows + X lalu pilih Disk Management atau lewat menu Start, cari Windows Administrative Tools, lalu pilih Computer Management. Pada aplikasi Computer Management, di sisi kiri pilih opsi Disk Management
  4. Di sini, kalian harus memastikan jika SSD baru telah terbaca atau terdeteksi dengan baik. Biasanya terdapat label baru Disk 1, Disk 2, atau seterusnya. Karena masih baru yang tentu belum terisi data (kosong), SSD tersebut akan mendapat label Unallocated (warna label hitam)

Melakukan identifikasi perangkat penyimpanan

Berikut ini cara melihat jenis skema partisi hard disk dalam laptop atau komputer (Windows 10)

  1. Masih dengan aplikasi Disk Management. Untuk membukanya, tekan tombol Windows + X lalu pilih Disk Management
  2. Pilih Disk 0 yang berarti hard disk utama tempat instalasi Windows 10
  3. Klik kanan Disk 0 lalu pilih Properties
  4. Klik tab Volumes, kemudian klik tombol Populate
  5. Akan muncul semua partisi yang ada dalam hard disk tersebut
  6. Perhatikan label Partition Style yang tertera jenis skema partisi aktif. Ada dua tipe skema partisi yaitu Master Boot Record (MBR) dan GUID Partition Table (GPT). Skema MBR umumnya digunakan pada komputer dengan platform BIOS tradisional. Sedangkan skema GPT hanya tersedia pada komputer modern dengan platform firmware UEFI.

Apa maksud dari langkah-langkah ini? Dengan mengetahui skema partisi yang digunakan oleh hard disk, kalian bisa menentukan skema partisi yang akan dipakai pada SSD. Jadi, nantinya SSD dapat menggunakan skema partisi yang sama. Dengan begitu, hasil kloning HDD ke SSD bisa sempurna. Ketika nanti boot ke SSD, sistem akan langsung mengenali dan proses booting bisa berjalan normal.

Inisialisasi SSD baru

Produk SSD baru yang dijual di toko biasanya belum terpartisi atau masih kosong. Oleh karena itu, perlu inisialisasi sebelum bisa kalian gunakan. Berikut ini langkah-langkah menginisialisasi sebagai cara mengaktifkan SSD baru

  1. Masih dengan aplikasi Disk Management. Untuk membukanya, tekan tombol Windows + X lalu pilih Disk Management
  2. Pilih SSD baru (di bagian bawah) yang akan kalian lakukan inisialisasi. Biasanya, baris Disk ditandai dengan label warna hitam (Unallocated)
  3. Jika statusnya masih Offline, klik kanan opsi SSD tersebut kemudian pilih menu Online
  4. Klik kanan lagi opsi SSD tersebut kemudian pilih Initialize Disk
  5. Cek bagian Use following partition style... Di sini, kalian bisa memilih skema partisi yang sesuai dengan hard disk seperti pada penjelasan sebelumnya. Misalnya jika hard disk masih menggunakan skema MBR, maka pilih opsi MBR (Master Boot Record). Namun, jika sudah menggunakan skema GPT, kalian sebaiknya memilih opsi GPT (GUID Partition Table)
  6. Klik OK
  7. Pada komputer yang sudah menggunakan platform firmware UEFI, biasanya sudah ada menu Convert to GPT disk. Kalian juga bisa memilih menu tersebut untuk menggunakan skema GPT
  8. Selain itu, ada juga menu Convert to MBR disk untuk opsi penggunaan skema MBR.

Membersihkan hard disk

Sebelum melakukan proses cloning HDD ke SSD, ada baiknya kalian terlebih dulu membersihkan data-data dalam hard disk. Khususnya data yang tidak diperlukan, seperti file sampah, file temporary, history, dan lain sebagainya. Misalnya dengan cara mengatasi Local disk C penuh.

Mengapa ini perlu kalian lakukan? Sebab, proses cloning HDD ke SSD akan menyalin semua data yang ada, termasuk file data yang mungkin tidak kalian butuhkan. Jika jumlah file tersebut banyak tentu akan memperlambat proses cloning. Lagipula, file-file yang tidak kalian perlukan juga bisa berpotensi akan menyebabkan penurunan kinerja ketika berada dalam SSD nanti.

Jika memungkinkan, coba lakukan proses scan antivirus sebelum proses cloning HDD ke SSD kalian jalankan. Dengan begitu, hasil cloning pada SSD akan lebih bersih tanpa ada file atau aplikasi yang berbahaya.

Cara Ganti HDD ke SSD Tanpa Instal Ulang : Memulai proses cloning HDD ke SSD

Kini saatnya kalian memulai proses clone data dari hard disk ke SSD

  1. Pertama, install software clone. Salah satunya yaitu Macrium Reflect yang bisa kalian download lewat link berikut
    https://www.macrium.com/products/home
  2. Setelahnya, jalankan aplikasi Macrium Reflect
  3. Perhatikan bagian Disk 1 pada tab Local Disk. Ini adalah perangkat hard disk sebagai sumber kloning
  4. Sedangkan pada Disk 2 atau Disk lainnya yang menunjukkan perangkat SSD sebagai tujuan atau destinasi kloning
  5. Coba perhatikan ukuran data yang ada pada hard disk. Ukuran data yang akan kalian kloning sebaiknya tidak melebihi jumlah kapasitas SSD. Jika sampai melebihi, kemungkinan besar akan ada data yang tidak ikut terkloning.
  6. Pilih Disk 1 lalu klik Clone this disk
  7. Pada kotak Destination pada jendela Clone, klik Select disk to clone to
  8. Pilih Disk 2 atau Disk SSD tujuan
  9. Nah, sekarang klik, drag, dan drop partisi hard disk yang akan kalian cloning (drag partisi dari Disk 1 ke Disk 2 (SSD)). Sebisa mungkin semua partisi hard disk bisa kalian kloning ke SSD.
    1. Partisi hard disk yang wajib kalian kloning yaitu partisi yang berisi data vital. Seperti partisi 1, 2, 3, dan 4 yang masing-masing adalah partisi Recovery, partisi FAT32, partisi Unnamed, dan partisi (C:).
    2. Partisi hard disk lainnya sebaiknya kalian kloning juga sepanjang kapasitas Disk 2 (SSD) masih memungkinkan
  10. Jika tersisa partisi hard disk yang tidak bisa dikloning sebab kapasitas SSD sudah penuh, kalian tidak usah khawatir. Partisi beserta data di dalamnya akan tetap aman pada hard disk
  11. Bila masih ada ruang kapasitas SSD yang kosong setelah semua partisi hard disk dikloning, kalian bisa membuat partisi penyimpanan baru nantinya. Untuk itu, cek artikel cara membuat partisi SSD
    1. Kalian juga bisa memaksimalkan kapasitas partisi SSD dengan menggunakan sisa ruang yang masih kosong
    2. Klik Fill Space lalu klik Maximum Size
    3. Klik tombol OK
  12. Klik tombol Advanced Options di pojok kiri bawah kotak Clone
  13. Pilih opsi Perform an Intelligent Sector Copy
  14. Beri tanda centang pada Enable SSD TRIM. Opsi lainnya tidak perlu diberi tanda centang
  15. Klik tombol OK
  16. Klik tombol Next
  17. Klik tombol Next
  18. Klik tombol Finish
  19. Akan muncul kotak Backup Save Options
  20. Hilangkan tanda centang pada bagian Save backup lalu klik tombol OK
  21. Proses kloning hard disk ke SSD kini berjalan selama beberapa waktu. Silahkan tunggu hingga proses tersebut selesai

Setelah proses kloning selesai, kalian bisa cek pada SSD yang kini telah terisi partisi dan data seperti hard disk.

Cara Ganti HDD ke SSD secara fisik

Setelah proses cloning HDD selesai, kini beralih fokus ke cara memasang SSD di laptop maupun PC desktop.

  1. Matikan komputer atau laptop tersebut
  2. Buka cover body laptop
  3. Lepaskan perangkat hard disk lama dari tempatnya. Lakukan dengan hati-hati
  4. Pasang unit SSD SATA baru ke slot yang sebelumnya digunakan oleh hard disk. Untuk SSD M.2 NVMe, pasang pada slot M.2 yang tersedia
    1. Untuk PC desktop, cukup sambungkan kabel SATA dari SSD SATA ke port SATA yang tersedia pada motherboard. Jangan lupa pasang kabel power SATA dari power supply untuk SSD tersebut
  5. Pastikan perangkat SSD terpasang dengan baik dan benar
  6. Tutup kembali cover body laptop

Bagaimana dengan perangkat hard disk lama yang tidak lagi terpasang, khususnya pada laptop? Nah, adaptor USB SATA Converter yang kalian gunakan saat cloning HDD, juga bisa kalian pasang untuk hard disk tersebut. Ini berarti hard disk lama kini menjadi hard disk eksternal.

Kalau laptop memungkinkan untuk pemasangan HDD caddy, kalian juga bisa memasang hard disk lama pada HDD caddy. Dengan begitu, laptop kalian akan punya dua perangkat penyimpanan sekaligus yakni SSD dan hard disk.

Melakukan boot dari SSD baru

Setelah berhasil terpasang, ini ada cara menjadikan SSD sebagai sistem. Nantinya, komputer atau laptop akan booting ke SSD hasil cloning.

  1. Nyalakan laptop atau PC desktop untuk memulai cara melihat SSD di laptop
  2. Masuk ke menu pengaturan UEFI BIOS seperti pada cara masuk ke BIOS Windows 10
  3. Cari menu pengaturan Boot misalnya Boot priority, Boot order, Boot options, Boot devices, atau Boot menu. Tiap laptop atau komputer mungkin memiliki penamaan menu atau tata letak yang berbeda
  4. Pastikan perangkat SSD yang sudah terpasang telah terdeteksi di sini. Jika belum, ulangi pemasangan SSD pada penjelasan sebelumnya dan lakukan dengan tepat
  5. Karena menjadi target booting, perangkat SSD baru ini harus kalian atur ke urutan booting yang pertama. Ini adalah cara setting BIOS yang benar agar langsung masuk Windows
  6. Simpan pengaturan dan restart laptop

Setelah berhasil booting dari SSD dan bisa masuk ke Windows, artinya proses ganti HDD ke SSD tanpa instal ulang sudah selesai. Kalian bisa memulai aktivitas dan pekerjaan seperti sedia kala, namun dengan performa laptop yang lebih kencang.

Sebelumnya, kalian mungkin bisa melakukan verifikasi data, pengaturan, atau preferensi yang telah berhasil di-cloning. Coba periksa file dan aplikasi penting untuk memastikan semuanya bisa berjalan seperti seharusnya. Karena bukan instal ulang, harusnya tidak ada pengaturan yang berubah dari sebelumnya.

Melakukan update dan pengaturan lanjutan

Setelah berhasil mengganti HDD ke SSD tanpa harus melakukan instal ulang sistem operasi, masih ada beberapa langkah yang perlu kalian lakukan. Tujuannya yaitu guna memastikan kinerja optimal dari SSD baru kalian. Kali ini, Tekno Jempol akan memberikan panduan untuk melakukan pengaturan lanjutan setelah penggantian HDD ke SSD.

Update Windows, aplikasi, dan driver

Sama seperti biasanya, di sini kalian tetap harus memastikan sistem operasi, aplikasi, dan driver laptop tetap up to date. Pada Windows 10 misalnya, kalian dapat melakukan pembaruan melalui fitur Windows Update.

Selain itu, kalian juga bisa mengunduh dan menginstal aplikasi terbaru agar mendapatkan potensi kinerja atau produktivitas yang lebih maksimal. Bisa juga dengan mencoba cara download driver laptop agar performanya tetap terjaga dengan baik.

Optimasi Pengaturan SSD

Karena sudah memakai perangkat SSD, komputer atau laptop kalian kini akan memiliki potensi kinerja yang optimal. Namun, kalian masih bisa memaksimalkan performa SSD dengan melakukan beberapa optimasi tambahan. Untuk itu, coba cara mempercepat kinerja SSD.

Pemindahan Data tambahan lain

Setelah menggunakan SSD, kalian mungkin perlu memindahkan data ke dalam SSD tersebut yang sebelumnya telah dibackup. Terutama untuk data atau file pekerjaan yang sering kalian akses. Buat apa? Tentu saja agar akses data tersebut menjadi lebih cepat dan efisien bisa meningkatkan produktivitas.

Lakukan maintenance rutin

Untuk menjaga performa SSD dan kinerja komputer secara keseluruhan, lakukan cara merawat SSD secara rutin. Beberapa produsen SSD menyediakan aplikasi tools untuk memeriksa kondisi SSD dan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan. Misalnya seperti melakukan pembersihan dan optimalisasi SSD secara teratur.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, Tekno Jempol telah membahas secara komprehensif cara ganti HDD ke SSD tanpa instal ulang sistem operasi. Dengan mengikuti panduan ini, kalian dapat meningkatkan kinerja komputer dengan kecepatan dan responsivitas yang lebih tinggi.

Mengganti HDD ke SSD adalah langkah penting untuk meningkatkan performa komputer kalian. Dengan SSD, kalian akan mengalami waktu booting yang lebih cepat, waktu loading aplikasi yang lebih singkat, dan kinerja sistem yang lebih responsif secara keseluruhan. Selamat mencoba penggantian HDD ke SSD dan nikmati manfaatnya dalam penggunaan sehari-hari!

Baca juga artikel terkait :

Apakah kalian punya pengalaman atau pendapat yang berbeda? Tuliskan lewat kotak komentar di bawah. Usahakan sesuai topik artikel ini.
Buka Komentar
Tutup Komentar